
Dalam proses pengerjaannya hingga sekarang, perbaikan ini menimbulkan kemacetan. Tentunya ini mempersulit para pengguna jalan, ditambah lagi cuaca yang kurang bersahabat, alias hujan dan panas (lebih banyak hujannya). Mereka, pengguna jalan, rela melalui gang-gang sempit demi waktu perjalanan yang lebih singkat. Gang yang pada awalnya hanya sedikit kendaraan bermotor (kendaraan warga setempat), kini sesak dengan motor bahkan mobil yang meningkatkan potensi kecelakaan sesama pengendara–saat itu teman saya akan pulang ke rumahnya dari mengambil tugas di rumah saya, ia melewati jalan alternatif itu dan terpeleset karena desakan kendaraan lain hingga ia kembali kerumah saya untuk meminta pertolongan dengan celana berlumuran lumpur– atau terhadap warga setempat, karena tidak sedikit anak-anak warga sekitar yang bermain di jalan.

Ya, saya merasakan semua itu. Ketika saya mengendarai sepeda saya takut jika nanti menabrak pejalan kaki atau tertabrak pengendara lain ketika saya menghindari pejalan kaki yang bercanda di jalan. Saat saya mencoba menjadi pejalan kaki, saya cenderung berjalan di jalan raya karena alasan yang telah dikemukakan tadi (dan alasan lain secara personal), ini membuat saya takut jika nanti tertabrak kedaraan itu. Begitulah menurut saya, keuntungan yang diperoleh tidak sepadan dengan esiko yang tidak dapat di tolak.
Pinta saya, tolong bagun jalan yang memiliki trotoar yang cukup lebar bagi para pejalan kaki, jalan khusus untuk para pengendara sepeda, dan tempat-tempat khusus bagi para pedagang kaki lima yang kerap memenuhi trotoar, sehingga tidak ada jalan bagi pejalan kaki.
Foto : Uzan
Gadget : Noer
0 comments:
Post a Comment