Ups and downs of a boy with a bicycle, and with frills knowledge and whatever it.

Tuesday, March 24, 2009

Romy Rafael

Malam minggu kemarin, tanggal 21 Maret 2009, saya berangkat ke masjid untuk mengaji. Malam itu saya disamper oleh teman saya yang dahulu satu SMP. Tentunya ya... ia masih teman saya. Tidak ada yang disebut mantan teman dan sebagainya.

Acara dimulai ba’da maghrib. Diawali dengan makan-makan, sholat isya’ berjama’ah, makna Al-Qur’an, makna Al-Hadist dan nasihat. Nah... kali ini yang nasihat adalah Bapak Isun. Beliau adalah pembina remaja di desa kami.

Dalam nasihatnya yang sederhana dan sebentar itu, beliau senantiasa mengingatkan, sebagai generasi muda kita haruslah bisa mandiri, semangat dalam menjalankan kewajiban dan senantiasa berusaha menjauhkan diri dari segala macam perbuatan maksiat. Semuanya itu dilakukan hingga malikat maut menjemput kita. Salam nasihtnya juga, pak Isun sempat menyebut nama seorang entertainer. Siapakah dia? Ya, beliau yang disebutkan pak Isun itu adalah Romy Rafael. Begigi, eh salah ketik, begini katanya: “... sayangnya saya nggak bisa kayak Romy Rafael, kalo bisa, wah... saya akan sugesti kalian biar ngerasain gimana panasnya kalo sentuhan dengan bukan muhrim, wah... panasnya kalo berbuat maksiat, biar kalian nggak melakukan itu...” Wih, ngeri deh...

Mungkin cuma bagian itu yang lebih menarik untuk diposting ketimbang hal-hal menarik lainnya. Yah, sebenernya juga saya tidak ingin posting artikel seperti ini karena saya juga masih banyak pelanggarannya, he, he, he... Yah, begitulah, semoga posting ini dapat juga men-sugesti teman-teman untuk setidaknya mengurangi berbuat pelanggaran-pelanggaran yang menambah dosa (bukan berarti ada pelanggaran yang tidak menambah dosa) serta menjatuhkan kita ke jurang neraka walaupun dengan proses yang bertahap. Terima kasih.


0 comments:

Post a Comment