Ups and downs of a boy with a bicycle, and with frills knowledge and whatever it.

Wednesday, May 20, 2009

Hah, Sepedaku Hilang?!

Awal saya naik sepeda, saya was-was dengan keberadaannya, karena disamping mudah dicuri, itulah satu-satunya sepeda siswa yang setiap hari diparkir di parkiran itu, ya… kecuali hari sabtu dan minggu. Selain itu, motor lebih sulit untuk dicuri dibanding sepeda, karena sepeda ringan untuk dijinjing dan hanya menimbulkan suara kecil yang tidak mengundang perhatian. Saya takut sepeda saya satu-satunya sekaligus kendaraan saya satu-satunya itu hilang dicuri orang. Maka dari itu saya selalu membawa gembok dan memasangnya pada jeruji roda belakang serta dikaitkan pada keangka sepeda dan boncengan. Setelah agak lama saya bersepeda ke sekolah, saya mulai yakin bahwa keamanannya terjamin. Akhirnya, saya melepas dan meninggalkan gembok itu dirumah.

Lebih dari satu semesterpun akhirnya terlewat. Sepeda saya tidak pernah hilang dan jika teman saya ingin meminjamnya, mereka selalu meminta izin untuk itu. Walau dengan berat hati, karena khawatir sepeda saya hilang sebab mereka rata-rata tidak terbiasa naik sepeda sehingga ceroboh dan meletakkannya disembarang tempat, akhirnya sayapun coba untuk mengikhlaskannya (untuk dipinjam). Hanya pada beberapa waktu saja teman saya jail untuk memindah parkirkan sepeda saya di tempat lain. Jujur, itu selalu membuat saya khawatir He9x… Ohya, satu-dua kali teman saya yang meminjam sepeda juga sempat membuat saya khawatir, karena mereka menggunakannya begitu lama dan tidak ada kepastiannya kapan akan dikembalikan.

Akhirnya, hari yang saya khawatirkan itupun tiba. Tanggal 30 April 2009. Semua berawal seperti biasa, dengan berusaha agar selalu tersenyum saya menjalani hari. Namun, ketika saya pulang, saya bertemu dengan penjaga sekolah yang tak lama menasihati saya, “… Kamu kan bawa sepeda, jangan lupa dikunci, kan…”, itulah sedikit kata-kata yang masih saya ingat, saya tidak terlalu memperhatikan karena terbawa emosi. Beliau menyebutkan nama seseorang yang telah mengambil sepeda saya tanpa izin. Memang orang itu (sebut saja X) bukan termasuk anggota staf sekolah, tetapi ia memang berada disekolah hampir disetiap harinya. Rasa kesal dan sedih pun bercampur menjadi satu di dalam diri saya.

Sebelum itu, sebelum saya bertemu dengan penjaga sekolah, saya terlebih dahulu menemui pak satpam. Mengapa? Karena ketika saya hendak mengambil sepeda saya untuk pulang, saya temui sepeda saya tidak… tidak… tidak bisa dijalankan karena jeruji roda depanya digembok bersama dengan garpu sepeda. Jadi tujuan saya menemui pak satpam yaitu bertanya kepada pak satpam siapa pemilik gembok dan siapa yang mengunci sepeda saya dengan gembok itu? Dan ternyata gembok itu milik beliau karena memang tadi sempat dibawa tanpa izin oleh X. Dan juga, saya bertemu dengan penjaga sekolah karena beliau berada di pos dan pak satpam sedang berada di jalan ketika saya hendak memulangkan gembok beserta kuncinya kepada pak satpam di pos.

Ini memberi hikmah dan pelajaran kepada saya untuk selalu berhati-hati dan “sedia payung sebelum hujan”, dan semoga teman-teman juga dapat mengambil hikmah dari peristiwa yang telah saya alami ini. Terima kasih.



0 comments:

Post a Comment