Ups and downs of a boy with a bicycle, and with frills knowledge and whatever it.

Tuesday, September 28, 2010

Tinggalkan Proses

27 September 2010 malam, ketika saya hendak sholat isya' di masjid depan rumah, ada kupu-kupu berwarna coklat yang lebar kedua sayapnya selebar dua telapak tangan saya [beneran lho, saya sempet ngukur] hinggap di kusen pintu masjid [sayang ga ada kamera buat dokumentasi :'(, dan gambar di samping adalah hasil gugling :D].

Setelah saya cari referensi di internyet [eh salah, harusnya internet XD], ternyata kupu-kupu besar yang saya lihat itu adalah seekor ngengat, mungkin itu adalah ngengat atlas atau attacus atlas [karena memang benar-benar mirip] yang notabene merupakan ngengat terbesar di dunia, wow. O.O



Tapi kali ini saya bukan mau membahas tentang ngengat itu, hehe... Melalui kejadian itu, saya diingatkan bahwa kira-kira seperti itu [hidup seekor kupu-kupu atau sejenisnya] juga lah hidup kita sebagai sebagai ummat islam [mungkin juga untuk ummat lain].

Sebelum menjadi seekor kupu-kupu yang terlihat indah atau menakjubkan, mereka adalah seekor ulat yang "menggelikan" bagi sebagian orang. Nah, agar ia dapat berubah, maka ia harus melalui proses yang disebut metamorfosis. Ketika itu mereka menutup diri dari lingkungan luar, tidak makan dan tidak minum, serta fokus pada apa yang sedang dikerjakan. begitu juga kita, ummat islam.

Banyak hal atau kegiatan kita yang mirip dengan metamorfosis tadi, kita ambil puasa sebagai contoh. Kita berpuasa menahan lapar, haus dan berbagai macam hawa nafsu untuk memperbaiki diri di hadapan Alloh SWT. Seperti halnya metamorfosis yang tidak bisa ditinggalkan sedikitpun bagiannya, puasa sesungguhnya tidak bisa ditinggalkan begitu saja, terkecuali dengan uzur yang benar-benar [yang jelas yaitu seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.]. Coba bayangkan seandainya ada bagian dari metamorfosis yang ditinggalkan, tentu akan ada juga bagian tubuh si kupu-kupu yang tak sempurna. Juga dalam puasa, apabila ada satu hari saja yang ditinggalkan atau sedikit saja kita melanggar larangan yang ditentukan, maka tidaklah sempurna kemenangan kita di hari raya idul fitri.

Hyah, begitulah kira-kira pendapat saya, jika salah ya tolong dimaafkan dan diperbaiki. Saya hanya mengingatkan. Dan bukankah juga menjadi salah satu tugas seorang muslim adalah mengingatkan? :D Yaa semoga kalimat "lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali" masih berlaku dan semoga kita dapat mengambil hikmahnya. Terima kasih dan salam sepeda hijau; ayo naik sepeda... :D

1 comments:

anang ariefsjam said...

Subhanallah....

anang
www.tracksepeda.com

Post a Comment